The Alternative of Forum Game Online
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


forum ini di buat karena ada dasar untuk membantu para gamers pemula yang ingin mencari TRIP or TRICKS, etc. dengan membantu share Cheat
 
IndeksPortalLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 ANTARA ILMU EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI DALAM PERSPEKTIF KAPITALISME DAN ISLAM

Go down 
PengirimMessage
Bhi_bhink™
Moderator
Moderator
Bhi_bhink™


Jumlah posting : 5
Point : 21
Join date : 12.03.11
Age : 27
Lokasi : jakarta

ANTARA ILMU EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI DALAM PERSPEKTIF KAPITALISME DAN ISLAM Empty
PostSubyek: ANTARA ILMU EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI DALAM PERSPEKTIF KAPITALISME DAN ISLAM   ANTARA ILMU EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI DALAM PERSPEKTIF KAPITALISME DAN ISLAM EmptyWed Mar 16, 2011 4:41 am

A. PENDAHULUAN
Salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu negara adalah sistem ekonomi, apabila sistem ekonomi suatu negara baik maka rakyatpun akan sejahtera, sebaliknya apabila sistem ekonominya buruk maka keadilan tidak akan dirasakan dan rakyatpun menjadi miskin dan menderita. Faktanya sekarang kehidupan rakyat semakin sulit, banyak yang miskin sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Akar persoalannya adalah kesalahan dalam memahami antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi sehingga salah dalam menentukan permasalahan ekonomi dan pemecahan terhadap permasalahan tersebut. Oleh karena itu, sangat penting memahami terlebih dahulu perbedaan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi agar tidak ada lagi pandangan yang menyatakan ilmu ekonomi sama dengan sistem ekonomi.
Kata ekonomi diambil dari bahasa Yunani kuno yaitu oicos (rumah) dan nomos (aturan atau ilmu) yang maknanya adalah mengatur urusan rumah tangga. Didalamnya anggota keluarga yang mampu ikut terlibat dalam menghasilkan barang-barang berharga dan membantu memberikan jasa. Lalu seluruh anggota keluarga yang ada ikut menikmati apa yang mereka peroleh. Kemudian populasi orang-orangnya semakin banyak dalam rumah-rumah, dan selanjutnya menjadi suatu komunitas yang diperintah oleh satu negara (An-Nabhani, 2009 : 44).
Ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan) (KBBI, 1988 : 220). Secara sederhana menurut Djoerban Wachid, ekonomi adalah ilmu yang mempelajari kegiatan manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan (Wahyu, 1996 : 307).
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu (KBBI, 1988 : 324). Ilmu juga bisa diartikan sebagai pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis (Ismail dan Arif, 2009 : 13). Ilmu, menurut An-Nabhani adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode pengamatan, percobaan dan penarikan kesimpulan dari fakta empiris (An-Nabhani, 1994 : 262-263). Ilmu berbeda dengan tsaqafah, ilmu diperoleh melalui metode ilmiah yang asumsi dasarnya adalah netral atau bebas nilai (pandangan hidup tertentu), sedangkan tsaqafah adalah diperoleh melalui metode rasional yang asumsi dasarnya adalah terkait dengan nilai (pandangan hidup tertentu) (An-Nabhani, 1973 : 28). Termasuk ilmu seperti fisika, kimia dan ilmu sains lainnya sedangkan tsaqafah seperti ekonomi, sejarah dan ilmu sosial lainnya.
Sistem merupakan keseluruhan yang kompleks, yakni suatu susunan hal atau bagian yang saling berhubungan. Sebuah sistem, secara khusus berkaitan dengan tatanan kehidupan masyarakat secara menyeluruh lahir dari pandangan hidup manusia atau akidah. Jadi, sistem dapat didefinisikan sebagai setiap peraturan yang lahir dari pandangan dunia atau akidah tertentu yang berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi problematika hidup manusia, menjelaskan bagaimana cara pemecahan, memelihara serta mengembangkannya (Yusanto dan Arif, 2009 : 13).
Tinjauan Islam terhadap ekonomi berbeda dengan tinjauan kapitalisme. Dalam kapitalisme, tidak pernah dibedakan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Dalam pandangan kapitalisme, sesuatu yang dianggap sebagai ilmu ekonomi pada saat bersamaan juga dijalankan sebagai sistem ekonomi. Adanya pandangan bahwa subjek utama pembangunan ilmu dan sistem adalah sama, yakni manusia, yang berperan dalam menyusun hipotesis, menguji dan menyimpulkannya. Hasilnya adalah ilmu, yang jika diterapkan dalam kehidupan nyata akan dianggap sebagai sebuah sistem.
Islam membedakan ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Meskipun ilmu ekonomi dan sistem ekonomi merupakan bagian dari pembahasan ekonomi, tapi keduanya adalah hal yang berbeda dan berlainan. Konsep pertama berbeda dengan konsep kedua. Menurut An-Nabhani (2009 : 45), pembahasan tentang sistem ekonomi harus dibahas sebagai sebuah pemikiran yang mempengaruhi dan terpengaruh oleh pandangan hidup (way of life) tertentu, sedangkan pembahasan tentang ilmu ekonomi harus dipandang sebagai sebuah sains murni, yang tidak ada hubungannya dengan pandangan hidup (way of life) tertentu. Oleh karena itu, salah sekali menjadikan ekonomi sebagai satu topik yang dianggap membahas suatu masalah yang sama (antara ilmu dan sistem ekonomi).
B. EKONOMI DALAM PERSPEKTIF KAPITALISME
Menurut Rosyidi (2003 : 7), ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul adalah perbuatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai kemakmuran.
Menurut Nopirin (2000 : 1), ilmu ekonomi pada dasarnya memperlajari upaya manusia baik sebagai individu maupun masyarakat dalam rangka melakukan pilihan penggunaan sumber daya yang terbatas guna memenuhi kebutuhan (yang pada dasarnya bersifat tak terbatas) akan barang dan jasa.
Ekonomi kapitalis dibangun atas tiga prinsip yaitu pertama, problem kelangkaan relatif barang dan jasa yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Barang dan jasa yang ada tidak mampu mencukupi kebutuhan manusia yang terus bermunculan dan beraneka ragam, inilah problem ekonomi yang dihadapi masyarakat. Kedua, nilai (value) suatu barang yang diproduksi. Ketiga, harga (price) serta pungsi yang dimainkannya dalam produksi, konsumsi dan distribusi (An-Nabhani, 2009 : 10).
Kelangkaan akan barang dan jasa timbul apabila kebutuhan (keinginan) seseorang atau masyarakat lebih besar daripada tersedianya barang dan jasa tersebut. jadi kelangkaan ini muncul apabila tidak cukup barang dan jasa tersedia untuk memenuhi kebutuhan. Barang dan jasa yang tidak cukup memenuhi kebutuhan ekonomi disebut barang ekonomi (Nopirin, 2000 : 2).
Kelangkaan dan keterbatasan barang dan jasa secara relatif ada pada karakteristik barang dan jasa itu sendiri sebagai alat pemuas kebutuhan. Manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga harus ada alat pemuasnya yaitu barang dan jasa yang memiliki kegunaan (utility). Jika suatu barang memiliki kegunaan maka barang tersebut layak digunakan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Sehingga tidak aneh bila khamar dipandang sebagai barang yang memiliki nilai ekonomi karena bisa memuaskan kebutuhan seseorang. Padahal kebutuhan itu sebenarnya hanya bersifat material semata.
Kebutuhan manusia terus berkembang dan meningkat yang semuanya membutuhkan pemuasan secara menyeluruh, namun karena keterbatasan jumlah barang dan jasa akibatnya tidak bisa memenuhi kebutuhan manusia secara menyeluruh. Bagaimana cara mendistribusikan barang yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tak terbatas? Dalam pandangan kapitalis, masalah sebenarnya ada pada barang dan jasa tersebut, bukan pada manusianya sehingga fokus mereka bagaimana meningkatkan produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, bukan pada bagaimana memenuhi kebutuhan masing-masing individu. Oleh karena itu diupayakan tingkat produksi setinggi-tingginya agar terpenuhinya barang/jasa bagi semua orang secara umum, bukan pada masing-masing orang. Setiap barang/jasa mengandung kegunaan dan dinyatakan dengan harga. Inilah asas sistem ekonomi kapitalis yaitu produksi dan distribusi.
Menurut Al-Maliki (2009 : 17-18), ekonomi kapitalis memang membahas persoalan distribusi dan produksi, namun yang dibahas adalah distribusi barang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan penduduk negara secara umum, bukan membahas kebutuhan-kebutuhan penduduk suatu negara secara individual (orang-perorang). Ekonomi kapitalis juga membahas distribusi barang dengan cara meningkatkan kuantitasnya. Manusia dibiarkan untuk mendapatkan hasil-hasil produksi itu sesuai dengan kadar kemampuan mereka. Atas dasar itu, sesungguhnya sistem ekonomi kapitalis memiliki satu tujuan yaitu meningkatkan kekayaan negara seraya berupaya mencapai tingkat produksi yang optimal.
Kebutuhan-kebutuhan dan sarana-sarana pemuasnya dijadikan dalam satu pembahasan, satu sama lain tidak terpisah. Distribusi barang dan jasa menjadi satu pembahasan dengan produksi barang dan jasa. Artinya, kapitalis memandang ilmu ekonomi dan sistem ekonomi dengan pandangan yang sama, tanpa membedakan satu sama lain. Padahal ada perbedaan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi.
C. BANTAHAN TERHADAP PERMASALAH EKONOMI DALAM KAPITALISME
Kebutuhan yang menuntut pemenuhan dan dianggap terbatas pada benda atau bersifat material semata adalah salah dan bertentangan dengan realitas kebutuhan-kebutuhan tersebut, sebab ternyata ada kebutuhan moral dan kebutuhan spiritual yang masing-masing juga membutuhkan barang dan jasa agar bisa dipenuhi. Namun, kebutuhan ini tidak pernah diakui keberadaan dan tidak pernah diperhatikan dalam kajian ekonomi kapitalis.
Perhatian terhadap barang-barang ekonomi pemuas kebutuhan tidak boleh dipandang memiliki kegunaan atau bermanfaat semata-mata karena ada yang menginginkannya, tapi harus dilihat apakah memang semestinya dibutuhkan oleh masyarakat, baik barang itu berbahaya atau tidak ataupun esensinya diharamkan atau tidak menurut keyakinan orang. Karena itu, khamar tidak boleh dianggap sebagai barang ekonomi semata-semata karena ada orang yang menginginkannya bahkan dipandang bermanfaat.
Sementara itu, mengenai kelangkaan barang dan jasa yang bersifat relatif, banyaknya kebutuhan dan keterbatasan alat pemuasnya atau dengan kata lain barang dan jasa yang ada tidak mampu memenuhi semua kebutuhan manusia secara menyeluruh juga salah dan bertentangan dengan kenyataan. Baik kebutuhan primer, sekunder dan tersier bisa saja diupayakan dan dipenuhi. Sebenarnya kebutuhan primer tersebut bersifat terbatas sehingga barang dan jasa yang ada di dunia ini sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer ini secara menyeluruh. Yang mungkin terus bertambah adalah kebutuhan sekunder dan tersier. Bertambah itupun karena keinginan yang berlebihan atau lebih kepada ambisi. Kebutuhan sekunder dan tersier ini bisa diusahakan untuk dipenuhi, namun kalaupun tidak dipenuhi tidak akan menimbulkan masalah. Yang akan menimbulkan masalah apabila kebutuhan primer tidak terpenuhi.
Menurut Al-Ansari (2009 :144), persoalan utama ekonomi terletak pada distribusi kekayaan, bukan pada produksinya. Sekalipun produksi ditingkatkan tapi distribusinya hanya bersifat parsial tidak akan mampu memecahkan masalah. Karena itu, yang penting disini adalah distribusi kekayaan yang mampu memenuhi kebutuhan masing-masing orang akan barang dan jasa, terjamin terpenuhinya kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
D. EKONOMI DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Islam membedakan Ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Ilmu ekonomi membahas ihwal produksi dan peningkatan kualitasnya serta bagaimana mengadakan berbagai sarana pendukungnya dan cara memperbaikinya. Ini bersifat universal dan tidak terkait dengan ideologi tertentu. Sehingga ia dapat dikembangkan dan diadopsi dari manapun selama tidak bertentangan dengan sistem ekonomi yang dianut (An-Nabhani, 2009 : 19). Berbeda dengan sistem ekonomi yang merupakan bagian dari sistem penataan kehidupan masyarakat yang terkait dengan cara pandang atau ideologi tertentu. Jika suatu sistem ekonomi dilekatkan pada ideologi darimana sistem itu berasal, maka dikenallah sistem ekonomi Kapitalisme, sistem ekonomi Sosialisme, dan sistem ekonomi Islam (Yusanto dan Arif, 2009 : 14).
Dalam pengaturan urusan masyarakat dari segi pemenuhan harta kekayaan (barang dan jasa) melalui teknik produksi. Hal ini berkaitan dengan kegiatan produksi dalam hal pengadaan dan memperbanyak jumlah barang dan jasa. Ini lebih tepat dikategorikan sebagai ilmu ekonomi karena teknik produksi bersifat universal dan tidak terkait dengan ideologi tertentu. Kemudian dalam pengaturan urusan masyarakat dari segi cara memperoleh, memanfaatkan dan mendistribusikan kekayaan, lebih tepat dikategorikan dalam sistem ekonomi karena sudah terkait dengan ideologi tertentu. Kepemilikan dalam sistem ekonomi kapitalis berbeda dengan kepemilikan dalam pandangan sistem ekonomi Islam.
Menurut Taqiyuddin an-Nabhani (Yusanto dan Arif, 2009 : 18), makna istilah sistem ekonomi secara khusus sebagai kegiatan mengatur harta kekayaan, baik yang menyangkut kepemilikan, pengembangan maupun distribusi. Sistem ekonomi merupakan kegiatan pengaturan sector ekonomi sebagai bagian dari sistem kehidupan Islam. Aktivitas ekonomi dipandang sebagai sesuatu yang harus diatur oleh syariah baik dalam segi kepemilikan, metode pengembangan kekayaan dan bagaimana menjaga keseimbangan ekonomi dalam masyarakat. Inilah yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya (Kapitalisme dan Sosialisme). Atas dasar ini, hukum-hukum yang menyangkut masalah ekonomi dibangun di atas tiga kaidah: kepemilikan (property); pengelolaan kepemilikan; dan distribusi kekayaan di tengah-tengah manusia.
Kepemilikan, Allah-lah pemilik hakiki atas kepemilikan itu. Kekayaan pada hakikatnya milik Allah semata. Kemudian Allah melimpahkan kekayaan tersebut kepada manusia untuk dikelola, sekaligus memberikan hak kepemilikannya kepada manusia yang mendapat izin dari Allah untuk memilikinya. Kepemilikan dalam Islam ada tiga yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Kepemilikan individu, menurut Al-Mishri (2006 : 32-33), kepemilikan individu harus memenuhi kriteria: kepemilikan yang ada tidak menimbulkan kemudharatan bagi kehidupan masyarakat, kepemilikan harus disesuaikan dengan syariah, dan kekayaan/harta tersebut harus didapatkan lewat sumber yang halal. Harta diperoleh dengan bekerja, berdagang, dan sebagainya. Kepemilikan umum adalah berbagai komoditas yang dijadikan Islam sebagai hak milik seluruh kaum muslim, sehingga setiap individu berhak memanfaatkannya, akan tetapi tidak diperkenankan menguasai atau memilikinya sebagai hak milik pribadi (Al-Ansari, 2009 :148-149). Kepemilikan negara, negara berhak menggunakan harta milik negara sesuai dengan hukum syariah. Negara juga berhak memberikan harta miliknya (tanah dan bangunan) kepada masyarakat untuk dimiliki atau sekedar dimanfaatkan.
Pengelolaan kepemilikan umum adalah hak negara karena negara sebagai wakil umat. Kekayaan umum semisal minyak, tambang besi dan sebagainya adalah kekayaan yang harus dieksplorasi dan dikembangkan serta dikelola oleh negara dalam rangka memajukan perekonomian umat. Adapun pengelolaan kepemilikan negara dan kepemilikan individu tampak dalam hukum-hukum muamalah seperti jual-beli, pegadaian dan lainnya. Negara dan individu diperbolehkan masing-masing mengelola kepemilikannya asal sesuai dengan syariah.
Mekanisme distribusi kekayaan kepada setiap individu dilakukan dengan mengikuti ketentuan sebab-sebab kepemilikan serta transaksi-transaksi yang bersifat wajar. Hanya saja perbedaan individu dalam masalah kemampuan dan kebutuhan akan suatu pemenuhan bisa menyebabkan perbedaan distribusi kekayaan, akibatnya harta kekayaan terakumulasi pada segelintir orang saja, sementara yang lain kekurangan. Karenanya Islam melarang perputaran kekayaan hanya diantara orang-orang kaya saja dan mewajibkan perputaran tersebut terjadi di antara semua orang. Negara berkewajiban mengatur distribusi kekayaan yang baik dan adil ditengah umat. Negara juga berkewajiban memenuhi kebutuhan-kebutuhan umat. Negara wajib melayani kepentingan umat.

E. KESIMPULAN
Ilmu ekonomi berbeda dengan sistem ekonomi. Kesalahan memahami ilmu ekonomi dan sistem ekonomi bahkan menganggap keduanya adalah bahasan yang sama telah menyebabkan kesalahan dalam menentukan masalah ekonomi yang sebenarnya dan pemecahan atau solusi yang benar terhadap permasalahan tersebut. Kapitalisme memandang masalah ekonomi terletak pada kebutuhan yang tak terbatas dan keterbatasan barang dan jasa memenuhi kebutuhan secara keseluruhan, pemecahan terhadap permasalahan tersebut dengan meningkatkan produksi barang dan jasa agar terpenuhi kebutuhan secara keseluruhan bukan kebutuhan masing-masing individu. Ternyata kebutuhan primer, sekunder dan tersier sifatnya terbatas sehingga barang dan jasa yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia secara keseluruhan. Sehingga yang menjadi persoalannya bukan pada produksi tapi distribusi kekayaan ditengah masyarakat.
Asas atau inti kajian ekonomi terletak pada pendistribusian kekayaan kepada masyarakat demi menjamin terwujudnya pemuasan semua kebutuhan primer (pangan, sandang dan pangan). Asas atau inti kajian ekonomi itu bukan terletak pada produksi kekayaan. Para ekonom kapitalis menggambarkan problem ekonomi yang mendasar secara terbalik. Mereka menjadikan produksi kekayaan sebagai problem ekonomi paling mendasar seraya membiarkan sama sekali masalah pendistribusiannya. Padalah problem mendasar ekonomi terletak pada pendistribusian kekayaan. Sehingga dari sinilah muncul kesalahan dan kekeliruan mereka saat mereka menjadikan pertumbuhan pendapatan nasional sebagai basis sistem ekonomi mereka.
Sistem ekonomi Islam adalah sebuah mekanisme komprehensif untuk mendistribusikan kekayaan dunia kepada seluruh umat manusia secara adil. Sistem ekonomi islam tidak membeda-bedakan antar kelompok masyarakat, baik yang miskin maupun yang kaya, antara muslim dengan non muslim.
Hukum syariah telah menjamin tercapainya pemenuhan seluruh kebutuhan primer setiap warga negara Islam secara menyeluruh seperti pangan, sandang dan papan. Caranya dengan mewajibkan setiap laki-laki yang mampu untuk bekerja agar dia bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan primernya sendiri, berikut kebutuhan orang-orang yang nafkahnya menjadi tanggungannya. Jika ia tidak mampu bekerja maka Negara akan memenuhi kebutuhannya.
Hanya dengan sistem Islam, umat manusia menikmati kemakmuran dan keamanan, memperoleh pelayanan sesuai dengan martabatnya, mendapatkan tempat tinggal yang layak dan makanan yang baik sehingga kesejahteraannya pun semakin meningkat.




Klo berguna jngn lupa (+++) Cendol Cendol Cendol Evil - Evil - Evil -

Book Bhi_bhink™️ Book
Evil Evil
Kembali Ke Atas Go down
 
ANTARA ILMU EKONOMI DAN SISTEM EKONOMI DALAM PERSPEKTIF KAPITALISME DAN ISLAM
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
The Alternative of Forum Game Online :: UNITED Economics-
Navigasi: